Sabtu, 08 Februari 2020

Penembakan massal Thailand: Tentara yang membunuh 21 orang ditembak mati

Penembakan massal Thailand: Tentara yang membunuh 21 orang ditembak mati

Duitbet, Situs duitbet, Link alternatif duitbet, Seorang tentara yang membunuh 21 orang dalam penembakan massal di kota Nakhon Ratchasima, Thailand telah ditembak mati oleh pasukan keamanan, kata polisi Thailand.

Tentara yang diketaui bernama Jakraphanth Thomma pada hari Sabtu (08/02) membunuh komandannya sebelum mencuri senjata dari sebuah kamp militer.

Dia kemudian melanjutkan serangannya di sebuah pusat perbelanjaaan dan terus menggungah kabar terbaru di sosial medianya.

Hingga kini, motif penembak masih belum jelas.

Apa yang terjadi di pusat perbelanjaan?

Pusat perbelanjaan Terminal 21 di Nakhon Ratchasima, juga dikenal sebagai Korat, masih ditutup pada hari Minggu (09/02).

Tak lama setelah pukul 03:00 waktu setempat, suara tembakan terdengar ketika pasukan keamanan menggerebek gedung itu, berusaha mengusir pria bersenjata itu.

Satu anggota pasukan keamanan tewas dan dua lainnya cedera.

Beberapa orang digiring keluar dari pusat perbelanjaan, tetapi belum diketahui berapa banyak orang yang masih terperangkap di dalamnya.

Pada pukul 09.30 waktu setempat, polisi mengonfirmasi bahwa pria bersenjata itu telah ditembak mati, namun hingga kini belum ada detail terkait bagaimana hal itu bisa terjadi.

Laporan sebelumnya mengatakan pria bersenjata itu berusaha melarikan diri melalui bagian belakang gedung.

Ibu tersangka juga dibawa ke pusat perbelanjaan untuk mencoba membujuknya agar menyerah.

Salah satu orang yang dibebaskan mengatakan kepada BBC bagaimana dia dan yang lainnya bersembunyi di kamar mandi di lantai empat, sebelum melarikan diri ke lantai dua dan bersembunyi di bawah meja restoran selama tiga jam.

Mereka mengaku Duitbet mendengar setidaknya empat tembakan sebelum dia melihat beberapa tentara dan bisa menyelamatkan diri.

Menteri Kesehatan Masyarakat Anutin Charnvirakul sebelumnya mengatakan bahwa 16 orang tewas di lokasi penembakan, dengan empat lainnya meninggal di rumah sakit.

Sebanyak 31 orang telah terluka, dengan 10 dari mereka dalam kondisi kritis. Namun ada kekhawatiran jumlahnya bisa lebih dari itu.

Bagaimana penembakan itu terjadi?

Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (08/02) sekitar pukul 15.30 waku setempat di kamp militer Suatham Phithak, tempat komandan, yang disebut bernama Kolonel Anantharot Krasae, terbunuh.

Bangkok Post mengatakan seorang perempuan berusia 63 tahun, ibu mertua dari komandan tersebut, dan seorang tentara lain juga terbunuh di sana.

Tersangka kemudian mengambil senjata dan amunisi dari kamp sebelum mengambil kendaraan jenis Humvee.

Dia kemudian menembaki sejumlah lokasi sebelum tiba di Terminal 21 sekitar pukul 18.00 waktu setempat.

Rekaman media lokal tampak menunjukkan tersangka keluar dari kendaraannya dan melepaskan tembakan ketika orang-orang melarikan diri.

Rekaman CCTV menunjukkan dia di dalam pusat perbelanjaan dengan senapan di tangannya.

Rekaman lain menunjukkan kebakaran di luar gedung, dengan beberapa laporan mengatakan itu disebabkan oleh tabung gas yang meledak ketika tertembak peluru. Salah satu unggahan media sosial tersangka menampilkan gambar dirinya dengan api di latar belakang.

Perdana Menteri Chan-ocha mengikuti perkembangan dan menyatakan belasungkawa kepada keluarga mereka yang terbunuh, kata seorang juru bicara.

Menteri kesehatan masyarakat telah mengajukan permohonan agar orang-orang menyumbangkan darah di rumah sakit di daerah tersebut.

Apa yang diunggah tersangka di media sosial?

Selama penembakan di pusat perbelanjaan berlangsung, tersangka selalu mengunggah status di media sosialnya. Salah satunya di akun Facebook, menanyakan apakah dia harus menyerah.

Dia sebelumnya telah mengunggah foto senjata dengan tiga set peluru, dengan tulisan "ini saatnya untuk bersemangan" dan "tidak ada yang bisa menghindari kematian".

Facebook telah menghapus unggahan tersebut.

Facebook menyebut: "Hati kami ditujukan kepada para korban, keluarga mereka dan komunitas yang terkena dampak tragedi ini di Thailand. Tidak ada tempat di Facebook untuk orang-orang yang melakukan kekejaman semacam ini, kami juga tidak mengizinkan orang memuji atau mendukung serangan ini."

0 komentar:

Posting Komentar